Rabu, 28 November 2012

Sastra Anak


Pengertian dan manfaat sastra anak SD
Sastra anak adalah sastra yang menglisahkan dunia anak (fantasi-bermain) dan bersifat “ ke-masakini-an”.
Tingkat menggemari, yang ditandai oleh adanya rasa tertarik kepada buku-buku sastra serta keinginan membacanya dengan sungguh-sungguh, anak melakukan kegiatan kliping sastra secara rapi, atau membuat koleksi pustaka mini tentang karya sastra dari berbagai bentuk.
Tingkat menikmati, yaitu mulai dapat menikmati cipta sastra karena mulai tumbuh pengertian, anak dapat merasakan nilai estetis saat membaca puisi anak-anak, atau mendengarakan deklamasi puisi/prosa anak-anak, atau menonton drama anak-anak.
Tingkat penikmatan, misalnya menikmati pembacaan/deklamasi puisi,menonton drama, mendengarkan cerita.
Tingkat penghargaan, misalnya memetik pesan positif dalam cerita, mengagumi suatu karya sastra, meresapkan nilai-nilai humanistik dalam jiwa; menghayati amanat yang terkandung dalam puisi yang dibacanya atau yang dideklamasikan.
Tingkat pemahaman, misalnya mengemukakan berbagai pesan-pesan yang terkandung dalam karya sastra setelah menelaah atau menganalisis unsur instrinsik-ekstrinsiknya, baik karya puisi, prosa maupun drama anak-anak.
Tingkat penghayatan, misalnya melakukan kegiatan mengubah bentuk karya sastra tertentu ke dalam bentuk karya lainnya (parafrase), misalnya mengubah puisi ke dalam bentuk prosa, mengubah prosa ke dalam bentuk drama, menafsirkan menemukan hakikat isi karya sastra dan argumentasinya secara tepat.
Tingkat implikasi, misalnya mengamalkan isi sastra, mendayagunakan hasil apresiasi sasatra untuk kepentingan peningkatan harkat kehidupan (Suparman dalam Tarigan 2000)
·         melatih keempat keterampilan berbahasa,
·         menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia seperti adat istiadat, agama, kebudayaan, dsb, 
·         membantu mengembangkan pribadi,
·         membantu pembentukan watak,
·         memberi kenyamanan,
·         meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru (Wardani 1981)
·         mengembangkan imajinasi,
·         mengembangkan pandangan kearah persoalan kemanusiaan,
·         meningkatkan keterampilan membaca- menulis yang akan diuraikan secara singkat.
Tema-tema yang sesuai untuk prosa fiksi anak-anak adalah tema-tema yang menyajikan masalah-masalah yang sesuai dengan kehidupan anak, seperti kepahlawana, kepemimpinan,suka duka, pengembaraan, peristiwasehari-hari, kisah-kisah perjalanan seperti ruang angkasa, penjelajahan, dan sebagainya (sarumpaet, 1976; Huck, 1987; Mithell, 2003).
Berkaitan dengan pemecahan masalah yang disajikan dalam cerita, sarumpaet (11976) berpandapat bahwa akhir cerita anak-anak tidak selalu suka ataupun indah. Walaupun cerita dapat berakhir dengan duka, yang penting bersifat afirmatif (menimbulkan respons yang positif)
Penyajian Gaya langsung pada umumnya berkait dengan pengaluran, penokohan, latar, pusat pengisahan dan gaya bahasa. Hal-hal yang perlu di perhatikaqn dalam penyajian yaitu, alur, cerita anak-anak seharusnya singkat dan mengetengahkan jalinan peristiwa yang dinamis dan jelas sebab-sebabnya, tokoh, melalui pengisahan dan dialog akan terwujudkan suasana dan tergambar tokoh-tokoh yang jelas sifat,peran, maupun fungsinya dalam cerita (Faris, 1993).
Selain alur dan tokoh, latar cerita juga dapat memudahkan anak mengidentifikasi cerita. Cerita dengan latar tempat dan waktu yang dekat dengan kehidupan anak sehari-hari dapat menarik perhatian anak.
Pusat pengisahan (sudut panndang) adalah pisisi yang diambil pengarang dalam menuturkan kisahnya dan bergantung pada pusat pengisahanya. Pusat pengisahan yang jelas akan dapat memperjelas amanat cerita. Gaya bahasa, gaya bahasa dalam cerita anak umumnya dituturkan secara langsung, tidak berbelit-belit (sederhana), kalimatnya pendek-pendek, tetapi tetap mengacu pada factor keindahan.
Kebanyakan bacaan anak ditulis oleh orang dewasa sehingga fungsi terapan sering dimanfaatkan untuk menampung kecenderungan penulisnya untuk menggurui (sarumpaet, 1976). Fungsi terapan dalam hal ini untuk menambah pengetahuan umum baik dalam bidang sosial, bahasa, maupun sain sehingga hal-hal yang ditampilkan dapat mengajarkan sesuatu. Dari sisi format dan artistiknya, karakteristik sastra anak dapat terlihat dari segi ukuran, gambar dan ilustrasi, warna, dan elemen-elemen gambar dalam cerita (Tomlinson, 2002; Mitchell, 2003; Norton, 1987).
Ø  jenis sastra untuk anak-anak
Secara umum jenis sastra terbagi atas tiga bentuk, yaitu bprosa, puisi, dan drama. Ketiga bentuk tersebut memiliki ciri dan otonomi yang berbeda. Bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan format teks/ struktur, bahasa, dan bangun sastranya (mode). Jenis-jenis sastra tersebut dapat digunakan sebagai materi pembelalajaran sastra semua jenjang pendidikan. Dari bentuk-bentuk sastra tersebut, umumnya anak-anak menyenangi hal-hal yang fantastic, pertualangan, kepemimpian, keberanian, dan peristiwa aneh-aneh.
Untuk puisi, Fisher dan maretta (dalam Tarigan 1995) menyatakan bahwa anak-anak senang menggemari puisi naratif, limerick. Dan lirik khususnya berkaitan dengan binatang dan pengalaman-pengalaman yang lazim dalam kehidupan anak. Mengingat begitu beragamnya jenis sastra, penelitian ini hanya akan memfokuskan satu bentuk saatra, yaitu prosa khusunya prosa fiksi untuk anak-anak sebagai materi penelitian pembelajaran sastra di SD. Penjelasan tersebut akan diawali dari penjelasan prosa fiksi dan penguraian jenis-jenis prosa fiksi.
1.      Prosa Fiksi
Pada dasarnya prosa fiksi mengacu pada kata yang membentuknya, yaitu kerangka dasar pada kata ”fiksi”. Kata fiksi atau fiction di turunkan dari bahasa latin fistio, fictun yang berarti ”membentuk, membuat, mengadakan, menciptakan” (Webster New Collegiate Distionary dalam Tarigan, 1960). Menurut The American College Dictionary (dalam Tarigan, 1995), istilah fiksi dapat diartikan cabang dari sastra yang menyusun karya-karya narasi imajinatip, terutama dalam bentuk prosa atau sesuatu yang diadakan, dibuat-buat, diimajinasikan, dan suatu cerita yabg disusun.
Prosa dapat diartikan sebagai bentuk cerita rekaan atau cerita yang diciptakan berdasarkan kekuatan imajinasi pengarang untuk membangkitkan atau menghidupkan segala sesuatu itu lebih hidup dan seolah-olah apa yang diceritakan benar-benar terjadi dalam dunia nyata. Menurut Aminuddin (1987, istilah prosa fiksi disebut juga karya fiksi atau prosa cerita, prosa narasi, narasi atau cerita ber plot. Rahmanto (1986 menjelaskan bahwa cerita fiksi dapat dikatagorikan sebagai bentuk sastra yang imajinatif. Prosa fiksi anak-anak memiliki berbagai macam jenis. Menurut beberapa ahli sastra, jenis-jenis PFA dikategorikan
Fungsi buku yang bergambar menurut Stewig (1980) memiliki tiga hal penting, yaitu:
·         buku bergambar menyediakan bahasa untuk anak,
·         buku bergambar mempertajam wawasan anak, dan
·         buku bergambar memberikan dorongan dan memengaruhi anak secara jelas.
2.      Sastra Tradisional
Sastra tradisional merupakan salah satu jenis sastra yang paling tua kehadiranya dalam kancah kesastraan. Sastra tradisional umumnya berisi tentang tukang sihir, putrid-putri cantik, dan pahlawan berani. Isi cerita sastra tardisional dikelompokan menjadi beberapa kategori, misalnya cerita rakyat, mitologi,legenda, fable, dongeng, perumpamaan, balada, nyanyian rakyat, dan syair-syair kepahlawanan (Huck dkk., 1987).
3.      Fiksi Realistis
fiksi realistis (FR) adalah cerita yang ditulis secara imajinatif realistis berkenaan dengan keseluruhan aspek hidup dan kehidupan manusia. Tema-tema umum fiksi realistis berkisar pada masalah keluarga
4.      Fiksi Sejarah
fiksi sejarah merupakan cerita realistis masa lalu latau latar waktunya masa lalu dengan kisahan waktu yang berbeda (Rothlein, 1991 dan stewig, 1980).
5.      Fiksi Fantasi
Istilah fiksi fantasi identik dengan pembatasan ketidakpercayaan. Fiksi fantasi disebut juga cerita khayal. Fiksi fantasi menggabungkan unsur-unsur yang mungkin dan yang tidak mungkin untuk membuat hal yang tidak dapat dipercaya tampak dipercaya. Fiksi fantasi memasukan hubungan antara bahasa dengan gambaran, membuat benda-benda yang tidak tampak menjadi tampak, dan membuat hal-hal yang tidak diketahui menjadi diketahui (Cullinan, 1989).
6.      Fiksi Ilmu Pengetahuan
fiksi ilmu pengetahuan adalah subbagian cerita fantasi. Pada dasarnya, fiksi ilmu pengetahuan menekankan dasar-dasar hokum ilmiah dan kemajuan teknologi.
 
 
sumber: http://elvin233.blogspot.com
28 Nopember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

selamat datang....
silahkan berkomentar... :)