Resensi Novel Pudarnya Pesona
Cleopatra
Judul :
Pudarnya Pesona Cleopatra
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Harga : Rp. 21.000
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Harga : Rp. 21.000
·
Tujuan resensi
Saya meresensi novel ini untuk menyelesaikan tugas
tutorial. Setelah saya baca, buku ini cukup bagus. Menceritakan seseorang yang
sangat terobsesi oleh kecantikan gadis mesir.
·
Unsur
intrinsik
a. Tema
Kisah seseorang yang begitu
terpesona pada kecantikan gadis mesir hingga ia begitu terobsesi ingin memiliki
istri seorang gadis mesir. Karena perjodohan, ia terpaksa harus menikah dengan
gadis pilihan ibunya. Ia tak dapat
menghapus angan-angannya, hingga ia tak
sadar telah membuat istrinya menderita.
b. Tokoh dan perwatakan
Aku (suami) : soleh tapi masih belum bisa meredam nafsunya
untuk bisa menikah dengan gadis mesir
Raihana (istri) : solehah, setia, pintar
Ibu :
sangat menginginkan yang terbaik untuk anaknya
c. Alur
Novel ini menggunakan alur maju
d. Sudut pandang
Menggunakan kata ganti orang pertama
tunggal (aku)
e. Latar (setting)
Tempat : di kontrakan, di kampus, di puncak
Suasana : menyedihkan, mengharukan
Waktu : pagi hari, siang hari, malam hari
·
Keunggulan
novel
Novel ini sangat menarik untuk dibaca. Isinya bagus
dan banyak pelajaran yang bisa diambil. Seperti nilai kesetiaan istri kepada
suami. Penulis menggunakan gaya bahasa
yang indah dan mudah dicerna sehingga pembaca dibawa hanyut dalam cerita cinta
sejati seorang istri kepada suaminya. Dan seorang suami yang hatinya telah tersihir oleh kecantikan gadis
mesir. Selain itu penulis juga banyak menyebutkan tempat-tempat terkenal di
mesir sehingga bisa menambah pengetahuan pembaca.
·
Kelemahan
novel
Kurang mengeksplor identitas tokoh utama.
·
Unsur
ekstrinsik
Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari novel
tersebut. Nilai moral, agama sampai pada nilai cinta sejati. nilai moral yang
bisa kita ambil, bahwa kita jangan mudah terpesona oleh tampilan luar
seseorang. Wanita yang berparas cantik belum tentu berhati dan berperangai baik
begitu pun sebaliknya. Nilai agama, kita bisa mencontoh kesalihan seorang istri
yang begitu setia dan taat kepada suami bahkan ia rela menderita asalkan
suaminya bahagia. Dari situ pula lah kita bisa menilai betapa istri memiliki
cinta yang tulus kepada suami, cinta yang suci, cinta atas dasar kecintaan pada
Sang Maha Pemberi cinta.
·
Sinopsis
Dalam cerita ini terdapat
dua tokoh utama yaitu “aku” dan Raihana. Cerita ini dimulai dengan perjodohan
antara ‘aku” denga seorang gadis jawa yang bernama Raihana. Raihana merupakan
seorang gadis yang cantik. Ia menutup auratnya dengan sangat baik. Selain itu
Raihana merupakan wanita yang penurut dan sangat sabar.
Sedangkan “aku” adalah seorang pria yang pernah mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Mesir. Sebagai seorang yang pernah belajar di Mesir, ia menginginkan seorang pendamping dengan kecantikan wanita Mesir seperti Cleopatra. Namun karena dia seorang yang berbakti pada ibunya, maka dia menerima perjodohan dengan Raihana.
Setelah menikah, aku tidak merasakan rasa sayang dan cinta pada Raihana. Dia tetap menginginkan sosok seorang istri seperti Cleopatra. Berbeda dengan aku, Raihana sangat menyayangi suaminya itu. Dia merupakan istri yang solehah. Selalu menurut apa yang dikatakan suaminya dan selalu mengingatkan suaminya untuk solat walaupun dalam keadaan sakit.
Setelah sekian lama, dengan segala derita berbeda yang mendera keduanya. Di satu sisi Raihana tidak pernah mendapatkan cinta dari suami, di sisi lain aku tak mampu memalingkan cintanya pada sang istri, bahkan dengan kehamilan istrinya sekalipun.
Raihana memutuskan untuk tinggal dengan kedua orang tuanya sendiri sambil menunggu saat kelahiran anak mereka. Saat-saat tanpa istri disampinglah yang pelan-pelan mulai menyadarkan aku betapa penting kehadiran Raihana dalam hidupnya.
Ditambah kemudian cerita, petuah, dan curahan hati beberapa teman dosen yang kebetulan pernah menikah dengan gadis Mesir yang ternyata menghadirkan pemahaman baru dalam diri aku, bahwa gadis-gadis Mesir tidaklah sesempurna yang dia bayangkan. Bahkan di beberapa sisi, wanita Jawa jauh lebih baik untuk menjadi pendamping hidup. Aku akhirnya sadar, betapa beruntungnya dia memiliki seorang Raihana. Istri yang Allah karuniakan meski dengan jalan yang dulunya dia anggap sebagai produk keterbelakangan budaya.
Namun pada saat aku menjemput Raihana kerumah orang tua raihana, dia mendapatkan kenyataan bahwa raihana telah diambil oleh Allah SWT karena keguguran pada saat jatuh di kamar mandi. Pada saat itu aku mulai menyadari bahwa dia sangat menyayangi dan menyesal telah menyakiti Raihana.
Sedangkan “aku” adalah seorang pria yang pernah mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Mesir. Sebagai seorang yang pernah belajar di Mesir, ia menginginkan seorang pendamping dengan kecantikan wanita Mesir seperti Cleopatra. Namun karena dia seorang yang berbakti pada ibunya, maka dia menerima perjodohan dengan Raihana.
Setelah menikah, aku tidak merasakan rasa sayang dan cinta pada Raihana. Dia tetap menginginkan sosok seorang istri seperti Cleopatra. Berbeda dengan aku, Raihana sangat menyayangi suaminya itu. Dia merupakan istri yang solehah. Selalu menurut apa yang dikatakan suaminya dan selalu mengingatkan suaminya untuk solat walaupun dalam keadaan sakit.
Setelah sekian lama, dengan segala derita berbeda yang mendera keduanya. Di satu sisi Raihana tidak pernah mendapatkan cinta dari suami, di sisi lain aku tak mampu memalingkan cintanya pada sang istri, bahkan dengan kehamilan istrinya sekalipun.
Raihana memutuskan untuk tinggal dengan kedua orang tuanya sendiri sambil menunggu saat kelahiran anak mereka. Saat-saat tanpa istri disampinglah yang pelan-pelan mulai menyadarkan aku betapa penting kehadiran Raihana dalam hidupnya.
Ditambah kemudian cerita, petuah, dan curahan hati beberapa teman dosen yang kebetulan pernah menikah dengan gadis Mesir yang ternyata menghadirkan pemahaman baru dalam diri aku, bahwa gadis-gadis Mesir tidaklah sesempurna yang dia bayangkan. Bahkan di beberapa sisi, wanita Jawa jauh lebih baik untuk menjadi pendamping hidup. Aku akhirnya sadar, betapa beruntungnya dia memiliki seorang Raihana. Istri yang Allah karuniakan meski dengan jalan yang dulunya dia anggap sebagai produk keterbelakangan budaya.
Namun pada saat aku menjemput Raihana kerumah orang tua raihana, dia mendapatkan kenyataan bahwa raihana telah diambil oleh Allah SWT karena keguguran pada saat jatuh di kamar mandi. Pada saat itu aku mulai menyadari bahwa dia sangat menyayangi dan menyesal telah menyakiti Raihana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
selamat datang....
silahkan berkomentar... :)