Sabtu, 16 Februari 2013


Resensi Novel Pudarnya Pesona Cleopatra

Judul                                       : Pudarnya Pesona Cleopatra
Penulis                                     : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit                                   : Republika                                                                         
Harga                                      : Rp. 21.000     

·         Tujuan  resensi
Saya meresensi novel ini untuk menyelesaikan tugas tutorial. Setelah saya baca, buku ini cukup bagus. Menceritakan seseorang yang sangat terobsesi oleh kecantikan gadis mesir.
·         Unsur intrinsik
a.       Tema
Kisah seseorang yang begitu terpesona pada kecantikan gadis mesir hingga ia begitu terobsesi ingin memiliki istri seorang gadis mesir. Karena perjodohan, ia terpaksa harus menikah dengan gadis pilihan ibunya.  Ia tak dapat menghapus angan-angannya,  hingga ia tak sadar telah membuat istrinya menderita.
b.      Tokoh dan perwatakan
Aku (suami)                     : soleh tapi masih belum bisa meredam nafsunya untuk bisa menikah dengan gadis mesir          
Raihana (istri)                   : solehah, setia, pintar
Ibu                                    : sangat menginginkan yang terbaik untuk anaknya
c.       Alur
Novel ini menggunakan alur maju
d.      Sudut pandang
Menggunakan kata ganti orang pertama tunggal (aku)
e.       Latar (setting)
Tempat     : di kontrakan, di kampus, di puncak
Suasana    : menyedihkan, mengharukan
Waktu                  : pagi hari, siang hari, malam hari       

·         Keunggulan novel
Novel ini sangat menarik untuk dibaca. Isinya bagus dan banyak pelajaran yang bisa diambil. Seperti nilai kesetiaan istri kepada suami.  Penulis menggunakan gaya bahasa yang indah dan mudah dicerna sehingga pembaca dibawa hanyut dalam cerita cinta sejati seorang istri kepada suaminya. Dan seorang suami yang  hatinya telah tersihir oleh kecantikan gadis mesir. Selain itu penulis juga banyak menyebutkan tempat-tempat terkenal di mesir sehingga bisa menambah pengetahuan pembaca.
·         Kelemahan novel
Kurang mengeksplor identitas tokoh utama.
·         Unsur ekstrinsik
Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari novel tersebut. Nilai moral, agama sampai pada nilai cinta sejati. nilai moral yang bisa kita ambil, bahwa kita jangan mudah terpesona oleh tampilan luar seseorang. Wanita yang berparas cantik belum tentu berhati dan berperangai baik begitu pun sebaliknya. Nilai agama, kita bisa mencontoh kesalihan seorang istri yang begitu setia dan taat kepada suami bahkan ia rela menderita asalkan suaminya bahagia. Dari situ pula lah kita bisa menilai betapa istri memiliki cinta yang tulus kepada suami, cinta yang suci, cinta atas dasar kecintaan pada Sang Maha Pemberi cinta.
·         Sinopsis
Dalam cerita ini terdapat dua tokoh utama yaitu “aku” dan Raihana. Cerita ini dimulai dengan perjodohan antara ‘aku” denga seorang gadis jawa yang bernama Raihana. Raihana merupakan seorang gadis yang cantik. Ia menutup auratnya dengan sangat baik. Selain itu Raihana merupakan wanita yang penurut dan sangat sabar.
Sedangkan “aku” adalah seorang pria yang pernah mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Mesir. Sebagai seorang yang pernah belajar di Mesir, ia menginginkan seorang pendamping dengan kecantikan wanita Mesir seperti Cleopatra. Namun karena dia seorang yang berbakti pada ibunya, maka dia menerima perjodohan dengan Raihana.
Setelah menikah, aku tidak merasakan rasa sayang dan cinta pada Raihana. Dia tetap menginginkan sosok seorang istri seperti Cleopatra. Berbeda dengan aku, Raihana sangat menyayangi suaminya itu. Dia merupakan istri yang solehah. Selalu menurut apa yang dikatakan suaminya dan selalu mengingatkan suaminya untuk solat walaupun dalam keadaan sakit.
Setelah sekian lama, dengan segala derita berbeda yang mendera keduanya. Di satu sisi Raihana tidak pernah mendapatkan cinta dari suami, di sisi lain aku tak mampu memalingkan cintanya pada sang istri, bahkan dengan kehamilan istrinya sekalipun.
Raihana memutuskan untuk tinggal dengan kedua orang tuanya sendiri sambil menunggu saat kelahiran anak mereka. Saat-saat tanpa istri disampinglah yang pelan-pelan mulai menyadarkan aku betapa penting kehadiran Raihana dalam hidupnya.
Ditambah kemudian cerita, petuah, dan curahan hati beberapa teman dosen yang kebetulan pernah menikah dengan gadis Mesir yang ternyata menghadirkan pemahaman baru dalam diri aku, bahwa gadis-gadis Mesir tidaklah sesempurna yang dia bayangkan. Bahkan di beberapa sisi, wanita Jawa jauh lebih baik untuk menjadi pendamping hidup. Aku akhirnya sadar, betapa beruntungnya dia memiliki seorang Raihana. Istri yang Allah karuniakan meski dengan jalan yang dulunya dia anggap sebagai produk keterbelakangan budaya.
Namun pada saat aku menjemput Raihana kerumah orang tua raihana, dia mendapatkan kenyataan bahwa raihana telah diambil oleh Allah SWT karena keguguran pada saat jatuh di kamar mandi. Pada saat itu aku mulai menyadari bahwa dia sangat menyayangi dan menyesal telah menyakiti Raihana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

selamat datang....
silahkan berkomentar... :)